Selasa, 29 Januari 2013

10 Buah-buahan Bervitamin C Lebih Banyak Daripada Jeruk



Bukan hanya jeruk saja yang kaya vitamin C, beberapa buah-buahan lain malah lebih banyak mengandung vitamin C. Buah apa saja itu?
Buah-buahan kaya vitamin C sangat baik dikonsumsi sebagai antioksidan pembantu kekebalan tubuh terutama saat kita mudah terkena flu di musim hujan seperti sekarang ini. Kita biasa menganggap vitamin C identik dengan buah jeruk. 100 gram jeruk jenis valencia California misalnya, mengandung 48 mg vitamin C. Padahal banyak buah-buahan lain yang sering Anda jumpai sehari-hari yang tanpa diduga-duga memiliki nutrisi vitamin C yang jauh lebih tinggi dibanding jeruk. Berikut adalah urutan buah-buahan yang mengandung vitamin C tertinggi per 100 gram buah :
10 Buah-buahan Bervitamin C Lebih Banyak Daripada Jeruk1
1. Jambu monyet (265 mg)
Ya, siapa sangka buah tropis yang aslinya berasal dari Timur Laut Brasil ini memiliki kandungan vitamin C yang super tinggi hingga 265 mg per 100 gr buah atau 5 kali lipat dibandingkan jeruk. Tentunya yang dimaksud adalah bagian dari buah jambu monyet, bukan kacang mede-nya. Buah yang biasa disebut dengan jambu mede atau jambu mete ini sudah jarang ditemui di perkotaan di Indonesia namun masih bisa dijumpai di hampir seluruh wilayah pedesaan di Pulau Jawa.
10 Buah-buahan Bervitamin C Lebih Banyak Daripada Jeruk2
2. Jambu biji (228 mg)
Saat ini banyak sekali kios buah di pinggir jalan yang menjual jambu biji. Rupanya sedang musim panen buah yang juga sering disebut dengan jambu batu atau jambu kluthuk ini. Buah yang aslinya juga berasal dari Brasil ini biasa dijual dalam jenis daging buah yang berwarna merah atau putih. Tak penting mau yang merah atau putih, yang jelas jambu biji kaya kandungan vitamin C hingga 228 mg per 100 gr buah atau hampir 5 kali lipat dibandingkan jeruk. Tak perlu khawatir sembelit akibat makan jambu biji. 100 gram jambu biji kira-kira hanya seukuran 1 buah jambu biji ukuran sedang Itu pun sudah mencukupi kebutuhan harian vitamin C sebanyak 2,5 kali lipat.
10 Buah-buahan Bervitamin C Lebih Banyak Daripada Jeruk3
3. Kiwi (93 mg)
Dulu buah kiwi atau Chinese gooseberry (karena aslinya berasal dari China) belum banyak dijual di Indonesia, tapi kini sudah banyak diimpor (terutama dari New Zealand) dan dijual bebas. Umumnya ada dua jenis kiwi yang dijual disini, yang berwarna kuning dan hijau. Golden kiwifruit atau kiwi yang berwana kuning bernutrisi lebih tinggi daripada yang hijau. 100 gr kiwi mengandung 93 mg vitamin C atau hampir sekitar 2 kali lipat dibandingkan jeruk.
10 Buah-buahan Bervitamin C Lebih Banyak Daripada Jeruk4
4. Lengkeng (84 mg)
Buah tropis asli asal Asia Tenggara dan Asia Selatan ini telah dinyatakan terancam hampir punah oleh International Union for Conservation of Nature (IUCN), lembaga inventaris status konservasi spesies biologi dunia paling kredibel. Beruntunglah di Indonesia, pohon lengkeng masih dilestarikan dan buahnya masih mudah kita beli dan nikmati. Semakin beruntung pula jika Anda mengonsumsinya karena per 100 gr lengkeng mengandung 84 mg vitamin C atau 1,75 kali lipat dibandingkan jeruk.
10 Buah-buahan Bervitamin C Lebih Banyak Daripada Jeruk5
5. Leci (71 mg)
Buah leci masih bisa Anda jumpai di supermarket atau kios penjual buah di tepi jalan. Padahal leci berasal dari China, Taiwan, dan Asia Tenggara termasuk Indonesia. Buah yang berbau wangi, berasa masam dan manis ini sarat vitamin C hingga mencapai 71 mg per 100 gr buah atau hampir 1,5 kali lipat dibandingkan jeruk.
10 Buah-buahan Bervitamin C Lebih Banyak Daripada Jeruk6
6. Kesemek (66 mg)
Ya, buah berasa khas sepat manis ini mungkin tak Anda duga kaya akan vitamin C. Padahal 100 gr kesemek mengandung 66 mg vitamin C. Buah asli dari China ini sudah sulit dijumpai dan kalaupun ada hanya dikonsumsi sendiri saja. Padahal dulu di Kecamatan Berastagi, Karo, Sumatera Utara, kesemek pernah menjadi buah ekspor ke Singapura. Kesemek juga masih bisa dijumpai di dataran tinggi dan pegunungan di Jawa Timur dan Jawa Barat.
10 Buah-buahan Bervitamin C Lebih Banyak Daripada Jeruk7
7. Pepaya (62 mg)
Siapa sangka, ternyata pepaya lebih banyak mengandung vitamin C dibandingkan jeruk. 100 gr pepaya memiliki nutrisi vitamin C sebanyak 62 mg. Buah asli Meksiko dan bagian Utara Amerika Selatan ini sering dikonsumsi karena dikenal mampu mencegah sembelit. Salah satu sentra pepaya di Indonesia berasal dari Sukabumi, Jawa Barat.
10 Buah-buahan Bervitamin C Lebih Banyak Daripada Jeruk8
8. Pomelo (61 mg)
Anda awam dengan nama buah asli Asia Selatan dan Asia Tenggara ini? Pomelo adalah nama resmi dari buah yang biasa kita kenal dengan nma jeruk Bali. Oleh Departemen Pertanian RI, nama resmi dari jeruk besar ini adalah pomelo (sama dengan namanya dalam perdagangan dunia). Pomelo mengandung vitamin C sebesar 61 mg per 100 gr buah atau masih lebih tinggi daripada buah jeruk biasa.
10 Buah-buahan Bervitamin C Lebih Banyak Daripada Jeruk9
9. Stroberi (59 mg)
Buah asli dari Perancis ini mengandung vitamin C sebanyak 59 mg untuk per 100 gr buah sehingga masih lebih tinggi daripada jeruk. Di Indonesia, stroberi juga biasa dikenal dengan nama arbei.
10 Buah-buahan Bervitamin C Lebih Banyak Daripada Jeruk10
10. Nenas (56 mg)
Dengan rasa yang manis dan sedikit masam, buah asal Brasil dan Paraguay ini merupakan salah satu buah yang mengandung vitamin C tinggi. Jumlahnya mencapai 56 mg vitamin C per 100 gr buah terutama untuk varietas yang rasanya sangat manis. Di Indonesia, salah satu pusat perkebunan nenas adalah di Lampung.
Honorable mentions
Sebenarnya masih ada beberapa jenis buah-buahan lainnya yang mengandung vitamin C lebih banyak daripada jeruk. Namun sayang sekali buah tersebut belum ada atau masih sangat terbatas jumlahnya yang dijual di Indonesia. Diantaranya adalah :
- Acerola (1677 mg). Jika Anda belum pernah mendengar nama buah ini, hal itu wajar. Buah asli dari Amerika Selatan, Meksiko Selatan, dan Amerika Tengah ini memang belum menjadi buah komoditas perdagangan utama. Namun jangan tanya berapa kandungan vitamin C dari acerola, jumlahnya mencapai 1677 mg per 100 gr atau 35 kali lipat dari jeruk, tertinggi dibandingkan buah apapun.
- Blackcurrant (181 mg). Buah asli Eropa Tengah dan Utara yang satu ini juga belum populer di Indonesia, bahkan di Amerika Serikat sekalipun. Padahal 100 gr blckcurrant mengandung vitamin C mencapai 181 mg per atau hampir 4 kali lipat dibandingkan jeruk.
- Jujube. Buah asli ini juga Sepintas, buah yag satu ini mirip dengan sawo kecik, namun jujube sebenarnya lebih mirip kurma dengan rasa lebih mirip apel. Yang jelas jujube mengandung vitamin C sebesar 69 mg untuk per 100 gr buah.
Catatan: perlu Anda ketahui bahwa jumlah asupan harian vitamin C yang dianjurkan adalah sebesar 65 mg untuk usia 14-18 tahun, 90 mg untuk pria dewasa, dan 75 mg untuk wanita dewasa. (aan)
Sumber foto : wikipedia.org

Senin, 28 Januari 2013

Kanker Serviks Pembunuh Banyak Wanita



Kanker serviks atau kanker leher rahim (sering juga disebut kanker mulut rahim) merupakan kanker yang menyerang kaum wanita dan jumlah penderitanya meningkat beberapa tahun belakangan. Dari seluruh penderita kanker di Indonesia, sepertiganya adalah penderita kanker serviks. Kanker ini memang merupakan pembunuh wanita yang menakutkan. Memperoleh informasi tentang kanker ini dapat membantu lebih banyak wanita terhindar dari salah satu penyakit paling mematikan ini.
Kanker Serviks
Kanker serviks atau kanker leher rahim (sering juga disebut kanker mulut rahim) merupakan salah satu penyakit kanker yang paling banyak terjadi bagi kaum wanita. Setiap satu jam, satu wanita meninggal di Indonesia karena kanker serviks atau kanker leher rahim ini. Fakta menunjukkan bahwa jutaan wanita di dunia terinfeksi HPV, yang dianggap penyakit lewat hubungan seks yang paling umum di dunia.
Di Indonesia, setiap satu jam, satu wanita meninggal karena kanker serviks
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), infeksi ini merupakan faktor risiko utama kanker leher rahim. Setiap tahun, ratusan ribu kasus HPV terdiagnosis di dunia dan ribuan wanita meninggal karena kanker serviks, yang disebabkan oleh infeksi itu. Mengingat fakta yang mengerikan ini, maka berbagai tindakan pencegahan dan pengobatan telah dibuat untuk mengatasi kanker serviks atau kanker leher rahim.

Kanker serviks atau kanker leher rahim terjadi di bagian organ reproduksi seorang wanita. Leher rahim adalah bagian yang sempit di sebelah bawah antara vagina dan rahim seorang wanita. Di bagian inilah tempat terjadi dan tumbuhnya kanker serviks. Apa penyebab kanker serviks atau kanker leher rahim? Bagaimana cara pencegahannya? Serta bagaimana cara mengatasinya jika sudah terinfeksi HPV?

HPV
Kanker serviks disebabkan infeksi virus HPV (human papillomavirus) atau virus papiloma manusia. HPV menimbulkan kutil pada pria maupun wanita, termasuk kutil pada kelamin, yang disebut kondiloma akuminatum. Hanya beberapa saja dari ratusan varian HPV yang dapat menyebabkan kanker. Kanker serviks atau kanker leher rahim bisa terjadi jika terjadi infeksi yang tidak sembuh-sembuh untuk waktu lama. Sebaliknya, kebanyakan infeksi HPV akan hilang sendiri, teratasi oleh sistem kekebalan tubuh.

Penyebab dan Gejala Kanker Serviks
Kanker serviks menyerang daerah leher rahim atau serviks yang disebabkan infeksi virus HPV (human papillomavirus) yang tidak sembuh dalam waktu lama. Jika kekebalan tubuh berkurang, maka infeksi HPV akan mengganas dan bisa menyebabkan terjadinya kanker serviks. Gejalanya tidak terlalu kelihatan pada stadium dini, itulah sebabnya kanker serviks yang dimulai dari infeksi HPV dianggap sebagai "The Silent Killer".
Beberapa gejala bisa diamati meski tidak selalu menjadi petunjuk infeksi HPV. Keputihan atau mengeluarkan sedikit darah setelah melakukan hubungan intim adalah sedikit tanda gejala dari kanker ini. Selain itu, adanya cairan kekuningan yang berbau di area genital juga bisa menjadi petunjuk infeksi HPV. Virus ini dapat menular dari seorang penderita kepada orang lain dan menginfeksi orang tersebut. Penularannya dapat melalui kontak langsung dan karena hubungan seks.
Ketika terdapat virus ini pada tangan seseorang, lalu menyentuh daerah genital, virus ini akan berpindah dan dapat menginfeksi daerah serviks atau leher rahim Anda. Cara penularan lain adalah di closet pada WC umum yang sudah terkontaminasi virus ini. Seorang penderita kanker ini mungkin menggunakan closet, virus HPV yang terdapat pada penderita berpindah ke closet. Bila Anda menggunakannya tanpa membersihkannya, bisa saja virus kemudian berpindah ke daerah genital Anda.
Buruknya gaya hidup seseorang dapat menjadi penunjang meningkatnya jumlah penderita kanker ini. Kebiasaan merokok, kurang mengkonsumsi vitamin C, vitamin E dan asam folat dapat menjadi penyebabnya. Jika mengkonsumsi makanan bergizi akan membuat daya tahan tubuh meningkat dan dapat mengusir virus HPV.
Risiko menderita kanker serviks adalah wanita yang aktif berhubungan seks sejak usia sangat dini, yang sering berganti pasangan seks, atau yang berhubungan seks dengan pria yang suka berganti pasangan. Faktor penyebab lainnya adalah menggunakan pil KB dalam jangka waktu lama atau berasal dari keluarga yang memiliki riwayat penyakit kanker.
Sering kali, pria yang tidak menunjukkan gejala terinfeksi HPV itulah yang menularkannya kepada pasangannya. Seorang pria yang melakukan hubungan seks dengan seorang wanita yang menderita kanker serviks, akan menjadi media pembawa virus ini. Selanjutnya, saat pria ini melakukan hubungan seks dengan istrinya, virus tadi dapat berpindah kepada istrinya dan menginfeksinya.

Deteksi Kanker Serviks
Bagaimana cara mendeteksi bahwa seorang wanita terinfeksi HPV yang menyebabkan kanker serviks? Gejala seseorang terinfeksi HPV memang tidak terlihat dan tidak mudah diamati. Cara paling mudah untuk mengetahuinya dengan melakukan pemeriksaan sitologis leher rahim. Pemeriksaan ini saat ini populer dengan nama Pap smear atau Papanicolaou smear yang diambil dari nama dokter Yunani yang menemukan metode ini yaitu George N. Papanicolaou. Namun, ada juga berbagai metode lainnya untuk deteksi dini terhadap infeksi HPV dan kanker serviks seperti berikut:
·                   IVA
IVA yaitu singkatan dari Inspeksi Visual dengan Asam asetat. Metode pemeriksaan dengan mengoles serviks atau leher rahim dengan asam asetat. Kemudian diamati apakah ada kelainan seperti area berwarna putih. Jika tidak ada perubahan warna, maka dapat dianggap tidak ada infeksi pada serviks. Anda dapat melakukan di Puskesmas dengan harga relatif murah. Ini dapat dilakukan hanya untuk deteksi dini. Jika terlihat tanda yang mencurigakan, maka metode deteksi lainnya yang lebih lanjut harus dilakukan.
·                   Pap smear
Metode tes Pap smear yang umum yaitu dokter menggunakan pengerik atau sikat untuk mengambil sedikit sampel sel-sel serviks atau leher rahim. Kemudian sel-sel tersebut akan dianalisa di laboratorium. Tes itu dapat menyingkapkan apakah ada infeksi, radang, atau sel-sel abnormal. Menurut laporan sedunia, dengan secara teratur melakukan tes Pap smear telah mengurangi jumlah kematian akibat kanker serviks.
·                   Thin prep
Metode Thin prep lebih akurat dibanding Pap smear. Jika Pap smear hanya mengambil sebagian dari sel-sel di serviks atau leher rahim, maka Thin prep akan memeriksa seluruh bagian serviks atau leher rahim. Tentu hasilnya akan jauh lebih akurat dan tepat.
·                   Kolposkopi
Jika semua hasil tes pada metode sebelumnya menunjukkan adanya infeksi atau kejanggalan, prosedur kolposkopi akan dilakukan dengan menggunakan alat yang dilengkapi lensa pembesar untuk mengamati bagian yang terinfeksi. Tujuannya untuk menentukan apakah ada lesi atau jaringan yang tidak normal pada serviks atau leher rahim. Jika ada yang tidak normal, biopsi — pengambilan sejumlah kecil jaringan dari tubuh — dilakukan dan pengobatan untuk kanker serviks segera dimulai.

Mengobati Kanker Serviks
Jika terinfeksi HPV, jangan cemas, karena saat ini tersedia berbagai cara pengobatan yang dapat mengendalikan infeksi HPV. Beberapa pengobatan bertujuan mematikan sel-sel yang mengandung virus HPV. Cara lainnya adalah dengan menyingkirkan bagian yang rusak atau terinfeksi dengan pembedahan listrik, pembedahan laser, atau cryosurgery (membuang jaringan abnormal dengan pembekuan).
Jika kanker serviks sudah sampai ke stadium lanjut, maka akan dilakukan terapi kemoterapi. Pada beberapa kasus yang parah mungkin juga dilakukan histerektomi yaitu operasi pengangkatan rahim atau kandungan secara total. Tujuannya untuk membuang sel-sel kanker serviks yang sudah berkembang pada tubuh.
Namun, mencegah lebih baik daripada mengobati. Karena itu, bagaimana cara mencegah terinfeksi HPV dan kanker serviks? Berikut ini beberapa cara yang dapat Anda lakukan untuk mencegah kanker serviks.

Mencegah Kanker Serviks
Meski kanker serviks menakutkan, namun kita semua bisa mencegahnya. Anda dapat melakukan banyak tindakan pencegahan sebelum terinfeksi HPV dan akhirnya menderita kanker serviks. Beberapa cara praktis yang dapat Anda lakukan dalam kehidupan sehari-hari antara lain:
·         Miliki pola makan sehat, yang kaya dengan sayuran, buah dan sereal untuk merangsang sistem kekebalan tubuh. Misalnya mengkonsumsi berbagai karotena, vitamin A, C, dan E, dan asam folat dapat mengurangi risiko terkena kanker leher rahim.
·         Hindari merokok. Banyak bukti menunjukkan penggunaan tembakau dapat meningkatkan risiko terkena kanker serviks.
·         Hindari seks sebelum menikah atau di usia sangat muda atau belasan tahun.
·         Hindari berhubungan seks selama masa haid terbukti efektif untuk mencegah dan menghambat terbentuknya dan berkembangnya kanker serviks.
·         Hindari berhubungan seks dengan banyak partner.
·         Secara rutin menjalani tes Pap smear secara teratur. Saat ini tes Pap smearbahkan sudah bisa dilakukan di tingkat Puskesmas dengan harga terjangkau.
·         Alternatif tes Pap smear yaitu tes IVA dengan biaya yang lebih murah dari Pap smear. Tujuannya untuk deteksi dini terhadap infeksi HPV.
·         Pemberian vaksin atau vaksinasi HPV untuk mencegah terinfeksi HPV.
·         Melakukan pembersihan organ intim atau dikenal dengan istilah vagina toilet. Ini dapat dilakukan sendiri atau dapat juga dengan bantuan dokter ahli. Tujuannya untuk membersihkan organ intim wanita dari kotoran dan penyakit.

Hidup Sehat Tanpa Kanker Serviks
Kanker serviks bisa dicegah dan bisa diobati. Deteksi sejak dini dan rutin melakukan Pap smear akan memperkecil risiko terkena kanker serviks. Ubah gaya hidup Anda dan juga pola makan Anda agar terhindar dari penyakit yang membunuh banyak wanita di dunia ini. Dengan demikian, maka kesehatanserviks atau leher rahim lebih terjamin. Dengan penanganan yang tepat, kanker serviks bukanlah sesuatu yang menakutkan.


Jumat, 18 Januari 2013

2 Cangkir Kopi Sehari Berisiko Urinary Incontinence




Menurut para peneliti, pria yang mengonsumsi setidaknya 2 cangkir kopi sehari lebih mungkin menderita urinary incontinence dibandingkan dengan pria yang sedikit minum kopi.

Apa itu urinary incontinence? Urinary incontinence adalah hilangnya kontrol terhadap kandung kemih. Tingkat keparahan penyakit ini bervariasi mulai dari tidak mampu menahan kencing pada saat batuk atau bersin sampai buang air yang tidak tertahankan secara tiba-tiba sehingga anda tidak sempat untuk ke kamar kecil.
Menurut laporan Dailymail.co.uk, studi baru ini menunjukkan bahwa kafein dapat mengiritasi kandung kemih dan memperburuk kondisi tersebut.
Untuk penelitian ini, tim penulis senior Dr. Alayne Markland dari University of Alabama menggunakan respon dari sekitar 4.000 orang untuk survei kesehatan nasional antara tahun 2005 dan 2008.
Para peneliti melihat berapa banyak pria yang memiliki urinary incontinence dan berapa banyak kafein yang mereka makan atau minum, serta berapa banyak air minum yang dikonsumsi dari makanan dan minuman.
Secara keseluruhan, para pria mengkonsumsi rata-rata 169mg kafein setiap hari. Secangkir kopi rata-rata mengandung sekitar 125mg.
Sekitar 13 persen pria melaporkan kandung kemih bocor, tetapi hanya 4,5 persen yang tercatat kondisinya sedang atau parah – yang sering mengalami kebocoran urin selama satu bulan.
Setelah disesuaikan dengan usia dan faktor risiko lainnya, para peneliti menemukan bahwa pria yang makan atau minum 234mg kafein (atau setara 2 cangkir kopi) dalam sehari adalah 72 persen lebih mungkin berisiko urinary incontinence sedang hinga parah.
Sementara itu, pria yang meminum lebih dari 392mg kafein setiap hari lebih dari dua kali lebih mungkin berisiko urinary incontinence. Studi ini telah dipublikasikan dalam The Journal of Urology.
Urinary incontinence bukanlah penyakit, tetapi ini adalah gejala yang disebabkan karena kebiasaan, kondisi medis atau masalah fisik.
- Penyebab urinary incontinence secara sementara:
• Alkohol
• Kelebihan cairan tubuh
• Kurang cairan tubuh
• Kafein
• Iritasi pada kandung kemih
• Obat tertentu (contoh: obat penyakit jantung, tekanan darah, dll) (jay)